Minggu, 19 April 2009

Motivasi dan Motivasi berprestasi

Oleh : Ghana Syakira Azzahy


MOTIVASI

Motivasi adalah semua proses yang menjadi penggerak, alasan-alasan atau dorongan-dorongan dalam diri manusia yang menyebabkan seseorang berbuat sesuatu. Suatu motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan pentingnya suatu prilaku dan dirasakan sebagai suatu kebutuhan. Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.


A. Ciri Motivasi
Motivasi yang tinggi dari setiap orang itu mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
1) Tekun menghadapi tugas
2) Ulet menghadapi kesulitan karena kuatnya motivasi instrinsik, tidak cepat puas dengan hasil yang telah dicapai
3) Menunjukkan minat terhadap berbagai macam masalah
4) Lebih senang bekerja sendiri
5) Cepat bosan pada tugas-tugas rutin
6) Dapat mempertahankan pendapatnya kalau sudah yakin akan sesuatu
7) Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya itu
8) Senang mencari dan memecahkan masalah.


B. Faktor Penggerak Motivasi
Motivasi ada dalam diri manusia terdorong oleh karena adanya :
1) Keinginan untuk hidup
2) Keinginan untuk memiliki sesuatu
3) Keinginan akan kekuasaan
4) Keinginan akan adanya pengakuan
Sehingga secara singkat, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan atau keinginan yang dapat dicapai dengan perilaku tertentu dalam suatu usahanya


C. Teori Motivasi
Beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi adalah teori motivasi instrumental dan motivasi kebutuhan.
1. Teori Motivasi Kebutuhan
Teori ini menitikberatkan pada pengenalan rangsangan dari dalam atau kebutuhan seseorang. Teori kebutuhan ini dikembangkan oleh Maslow (1993) yang dikenal dengan “Need Hierarchy Theory”, di mana kebutuhan manusia diklasifikasikan dalam lima jenjang dari yang paling rendah sampai jenjang yang paling tinggi. Adapun jenjang dari kebutuhan seseorang terdiri dari : kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman, kebutuhan akan dicintai dan kasih sayang, kebutuhan penghargaan dan kebutuhan aktualisasi.

2. Teori Motivasi Dorongan
Teori ini mengatakan bahwa tingkah laku seseorang didorong kearah suatu tujuan tertentu karena adanya suatu kebutuhan. Dorongan tersebut adalah sesuatu yang dibawa sejak lahir atau bersifat intrinsik. Dorongan dapat dipelajari dan berasal dari pengalaman-pengalaman dimasa lalu, sehingga berbeda untuk tiap orang

3. Teori Motivasi Instrumental
Teori motivasi instrumental adalah teori yang berpendapat bahwa harapan akan imbalan dan hukuman merupakan pendorong bagi tindakan seseorang. Menurut Bernand dan Simon, bahwa dalam organisasi selalu terjadi proses tukar-menukar atau jual-beli antara pimpinan dan staf/bawahan. Seseorang akan mempunyai motivasi yang tinggi untuk berprestasi bila ia yakin bahwa prestasinya itu menghasilkan imbalan yang lebih besar.

Jadi manusia memiliki motivasi yang berbeda-beda pada waktu yang dan situasi yang tidak sama. Kemampuan untuk memahami manusia adalah penting bagi seorang pemimpin. Dengan gaya kepemimpinannya, seseorang diharapkan dapat mengetahui dan memenuhi kebutuhan mereka, sehingga semakin termotivasi untuk bekerja yang lebih baik.

D. Kekuatan Motivasi

Motif adalah suatu istilah-istilah psikologis yang berasal dari bahasa Latin movere. Menurut Branca (Syarkawi, 2000) movere berarti bergerak. Selanjutnya pengertian motif lebih banyak dihubungkan dengan faktor penyebab timbulnya aktifitas dalam suatu proses terjadinya aktifitas itu sendiri.
Menurut Gerungan (2005) motif adalah suatu pengertian yang mencakup semua penyebab, alasan, dorongan di dalam diri manusia yang membuat manusia bergerak. Segala perilaku manusia dimulai dari adanya kebutuhan dalam diri. Kebutuhan inilah yang kemudian yang mendorong manusia untuk bergerak, berarti bahwa sumber dari motif adalah kebutuhan (need) dan dorongan (drive). Motif, disamping sebagai dorongan dari dalam diri manusia juga mengandung pengertian adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
Motif adalah kondisi internal yang membuat orang aktif dan mengarahkannya untuk mencapai tujuan tertentu. Sebagian ahli berpendapat bahwa istilah motif dan motivasi mengandung pengertian yang sama. Namun sebagian lagi berpendapat berbeda. Mc. Clelland (Martaniah, 1994:18) menganggap kedua istilah tersebut lebih kurang sama sehingga ia menggunakan istilah itu secara bergantian. Kemudian Atkinson mengartikan motivasi sebagai perwujudan motif yang berbentuk tingkah laku yang nyata. Pendapat yang sedikit berbeda ialah pendapat Muharli yang mengatakan motif adalah alasan atau dorongan yang menggerakkan orang untuk melakukan sesuatu, sedangkan motivasi adalah proses pembangkitan gerak agar seseorang bergerak untuk melakukan sesuatu.
Telah banyak para ahli mengadakan penyelidikan untuk menemukan cara mengukur intensitas atau kekuatan motif dan motivasi, di antaranya Skinner dengan menggunakan metode penghalang atau obstruction methode. Dari hasil eksperimen itu Skinner mengambil kesimpulan bahwa kekuatan motivasi dapat diukur dengan mengamati atau menilai tingkat kemampuan organisme dalam mengatasi hambatan dan rintangan yang dihadapi, artinya semakin besar rintangan yang dapat diatasi berarti memiliki motivasi yang kuat pula.

E. Bentuk Motivasi
Dalam hubungannya dengan motivasi berdasarkan sifat, ada dua bentuk motivasi, yaitu : motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik (Winkel, 1995). Dua bentuk motivasi lain yaitu motivasi terdesak dan motivasi yang berhubungan dengan ideologi, politik, sosial budaya dan pertahanan dan keamanan.

1. Motivasi Intrinsik
Adalah motivasi yang menjadi sifat atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukan (misalnya : memilih/ikut KB), maka yang dimaksud dengan motivasi instrinsik ini adalah ingin mencapai tujuan yang terkandung didalam perbuatan memilih metode KB itu sendiri, seperti ingin menunda kehamilan, mengatur jarak kelahiran atau menghentikan kesuburan. Motivasi ini muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan esensial bukan sekedar simbul dan seremonial (pujian atau ganjaran). Motivasi ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam diri dan secara mutlak berkaitan dengan aktivitas belajarnya. Bentuk motivasi ini seperti : cita-cita yang ingin didapat, kesadaran dan pertimbangan pribadi yang matang, pemikiran akan masa depan tentang kesuksesan.

2. Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik timbul bukan berasal dari dirinya, akan tetapi terjadi karena adanya pengaruh dari luar. Individu berperilaku bukan semata ingin mencapai tujuan suatu tindakan secara hakiki, akan tetapi karena adanya pengaruh dan rangsangan dari luar dirinya yang sebenarnya tidak ada kaitannya dengan tindakan tersebut. Rangsangan dari luar itu dapat berupa anjuran, paksaan, imbalan, pengaruh lingkungan dan lain sebagainya.

3. Motivasi Terdesak
Motivasi terdesak adalah motivasi yang muncul dalam kondisi terjepit dan munculnya serentak serta menghentak, dan cepat sekali munculnya pada perilaku aktivitas seseorang.

4. Motivasi Ipoleksosbud-hankam
Motivasi ini berhubungan dengan ideologi, politik, sosial, ekonomi, budaya, pertahanan dan keamanan. Yang sering menonjol adalah motivasi sosial karena individu adalah makhluk sosial


F. Komponen Motivasi

Ada tiga komponen utama dalam motivasi yaitu: kebutuhan, dorongan dan tujuan. Kebutuhan terjadi bila individu merasa ada ketidak seimbangan antara apa yang ia miliki dan apa yang ia harapkan; dorongan merupakan kekuatan mental untuk melakukan kegiatan dalam rangka memenuhi harapan, sedangkan tujuan adalah hal yang ingin dicapai oleh seseorang individu, artinya tujuanlah yang mengarahkan perilaku seseorang itu.

Dalam kaitannya dengan kegiatan belajar, motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri individu (peserta didik) yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan yang memberi arah pada kegiatan belajar sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subyek belajar itu dapat tercapai.

Sebagaimana dikemukakan di atas, manusia berbuat dan bertindak karena adanya dorongan dari dalam dirinya, yang dinamakan motivasi. Demikian juga mahasiswa, ia melakukan aktivitas belajar karena adanya dorongan dari dalam dirinya ia melakukan aktivitas belajar. Motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak dalam diri mahasiswa yang menimbulkan kegiatan belajar sehingga tujuan tercapai. Dikatakan keseluruhan karena biasanya ada beberapa motivasi yang menggerakkan mahasiswa untuk belajar. Motivasi merupakan faktor psikis yang bersifat non intelektual. Peranannya yang khas adalah dalam gairah belajar. Mahasiswa yang memiliki motivasi kuat akan mempunyaai banyak energi untuk melakukan kegiatan belajar.

Dengan demikian titik awal dari aktivitas belajar adalah adanya hasrat dan keinginan untuk belajar. Keinginan itu timbul karena adanya dorongan dari dalam dirinya. Dengan kata lain motivasi merupakan kondisi dalam diri mahasiswa yang mendorong dia belajar untuk mencapai tujuannya.


MOTIVASI BERPRESTASI

Motivasi berprestasi didefenisikan sebagai aksi dan perasaan yang berkaitan dengan pencapaian standar keunggulan penyatuan sikap. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang kuat cenderung percaya diri, bertanggung jawab dengan tindakannya, memperhitungkan resiko, membuat perencanaan dengan bijaksana, menghemat waktu. Dengan demikian motivai berprestasi merupakan suatu pertanda kesuksesan akademik dan kesuksesasan hidup.
Prestasi belajar dapat dikatakan sebagai istilah yang menunjukkan suatu derajat keberhasilan seseorang dalam proses belajar untuk mencapai tujuan belajar. Kalau dihubungkan dengan prestasi belajar selama mengikuti perkuliahan dengan kuatnya motivasi, yang dimanifestasikan dengan adanya konsentrasi dalam menghadapi materi perkuliahan, maka motivasi yang kuat (motivasi berprestasi) dengan sendirinya akan menghasilkan prestasi yang memuaskan.

Faktor-faktor yang Berpengaruh pada Motivasi Berprestasi

1. Cita-cita atu aspirasi peserta didik.
Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan memperkuat semangat belajar dan mengarahkan perilaku belajar. Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan berlangsung dalam waktu yang sangat lama bahkan berlangsung sepanjang hayat, timbulnya dibarengi oleh perkembangan akal, moral, kemauan bahasa dan nilai-nilai kehidupan, juga perkembangan kepribadian. Cita-cita atau aspirasi peserta didik akan memperkuat motivasi belajar intrinsic maupun ekstrinsik, sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan aktualisasi diri.

2. Kemampuan peserta didik.
Keinginan peserta didik perlu dibarengi dengan kemampuan atau kecakapan mencapainya. Kemampuan akan memperkuat motivasi peserta didik melaksanakan tugas-tugas perkembangan.

3. Kondisi peserta didik.
Kondisi peserta didik yang meliputi kondisi jasmani dan rohani yang mempengaruhi motivasi belajar. Kondisi jasmani dan rohani peserta didik yang terganggu akan berpengaruh pada peserta didik dalam hal memusatkan perhatian belajar.

4. Kondisi lingkungan peserta didik.
Lingkungan peserta didik dapat berupa keadaan alam tempat tinggal, pergaulan sebaya dan kehidupan kemasyarakatan. Sebagai anggota masyarakat peserta didik dapat terpengaruh oleh lingkungan sekitar. Kondisi lingkungan yang baik akan memperkuat motivasi belajar.

5. Unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
Peserta didik memiliki perasaan, perhatian, kemauan ingatan pengalaman hidup. Lingkungan peserta didik berupa keadaan alam lingkungan tempat tinggal dan pergaulan juga mengalami perubahan. Lingkungan budaya peserta didik yang berupa surat kabar, majalah, radio, televisi dan lain-lain semakin menjangkau peserta didik. Kesemua lingkungan tersebut mendinamiskan motivasi belajar. Pengajar professional diharapkan mampu memanfaatkan kondisi dinamis tersebut dalam pembelajaran untuk memotivasi belajar.

6. Upaya pengajar dalam membelajarkan peserta didik.
Pengajar dalam tugas profesionalnya mengharuskan dia belajar sepanjang hayat selain dengan masyarakat dan lingkungan sekitarnya yang juga dibangun. Lingkungan sosial pengajar, lingkungan budaya pengajar, dan kehidupan pengajar perlu diperhatikan oleh pengajar. Partisipasi dan teladan memilih perilaku yang baik sudah merupakan upaya pembelajaran peserta didik. Upaya pengajar membelajarkan peserta didik meliputi pemahaman tentang diri peserta didik dalam rangka kewajiban tertib belajar, pemanfaatan pengetahuan berupa hadiah, kritik, hukuman secara tepat guna dan mendidik cinta belajar.